Sabtu, 17 Maret 2012

PARA TOKOH YANG BIJAK


Tokoh2 nan Bijak

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. (Cicero)

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. (Dale Carnegie)

Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat. (George Downing) 

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. (William Feather) 

Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. – Robert Hall Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. (Martin Vanbee) 

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman)

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. (Schopenhauer)

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Andrew Jackson) 

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill)

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. (Marcus Aurelius)

Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak. (Benjamin Franklin) 

Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih. (Lao Tse)

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. – Joseph Addison Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. (Alexander Pope)

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. (Heather Pryor)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. (Confusius) 

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. (Mahatma Gandhi)

Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya. (Johann Wolfgang von Goethe)

Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian. (Einstein)
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. (Einstein)

Tiada jalan lain untuk mengenali Tuhan selain dari mengenal diri sendiri terlebih dahulu. (Sri Sathya Sai Baba)
Uang datang dan pergi; tetapi apabila engkau memupuk moralitas, maka nilai-nilai tersebut akan tetap tertanam di dalam dirimu. (Sri Sathya Sai Baba)

Apabila engkau menerima umpatan/kata-kata yang kasar dari orang lain, maka janganlah engkau berperilaku yang sama terhadap orang tersebut; melainkan berbicaralah secara lembut dan penuh cinta-kasih. (Sri Sathya Sai Baba)

Elang Berperilaku Ayam


Oleh Khrisna Pabichara 

”Kecantikan abadi bukan terletak pada wajah rupawan atau pakaian menawan, melainkan pada keelokan budi dan ketinggian ilmu.”
Buya Hamka.


TERSEBUTLAH kisah, seperti pernah dituturkan Anthony de Mello, seorang petani menemukan telur burung elang di ladangnya. Karena rasa kasih yang dimilikinya, petani membawa telur itu pulang ke rumahnya, lalu meletakkan telur elang itu diantara tumpukan telur ayam yang sedang dierami oleh induknya. Tak lama berselang, telur itu menetas bersama telur-telur ayam lainnya. Sejak itu, elang kecil hidup tumbuh dan hidup laksana ayam, berjalan meniru induknya, mematuk-matuk makanan seperti saudaranya—anak-anak ayam—dan berperilaku sama seperti ayam-ayam yang lainnya. Hanya saja, ia terlihat lebih elegan dari ayam lainnya.

Ia terus bertumbuh hingga usianya mulai tua. “Ayam” itu tak pernah mencoba terbang apalagi meliuk di udara, ia hanya bisa berjalan seperti yang dipelajarinya sejak kecil. Meskipun ia tak bisa bertelur layaknya ayam betina atau birahi seperti ayam jantan. Hingga suatu ketika, “ayam” yang mulai tua itu bermain di ladang bersama ayam-ayam lainnya. Ketika melongok ke udara, ia melihat seekor burung melayang-layang dengan gagah mengintai mangsa. Ayam-ayam lain mengajak “ayam” itu segera mencari tempat yang aman untuk berlindung.

“Kenapa kita harus lari bersembunyi?” tanya “ayam”.

 “Kalau tidak, kita akan dimangsa burung perkasa itu,” jawab ayam lainnya.

“Makhluk apa itu?” cecar “ayam”.

Ayam lainnya menjawab, “O, itu burung paling perkasa. Namanya burung elang. Selain jago terbang, ia juga suka menunggu kita lengah agar bisa memangsa kita.”

“Kita juga punya sayap, kenapa tidak terbang saja?” sergah “ayam” itu.

“Kamu ada-ada saja,” jawab ayam yang lain, “kita ini hanya seekor ayam, tidak mungkin bisa terbang seperti itu.”

Karena penasaran, “ayam” itu keluar dari persembunyiannya. Ia abaikan peringatan saudara-saudaranya. Akibatnya, ia mati diterkam burung elang. Akhir kisah, “ayam” itu benar-benar mati sebagai ayam.

***

KELEMAHAN terbesar kita sebagai manusia adalah pikiran kita. Banyak orang cenderung menganggap dirinya lemah, bersikap apatis, dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang “kenyamanan” seperti yang lazim ia lakukan. Alhasil, orang-orang seperti itu menjadi “ayam” yang tak bisa terbang menari dengan gagah di angkasa, padahal ia memiliki kapasitas itu sejak ia dilahirkan. Hebatnya, banyak di antara kita yang betah berlama-lama memelihara paradigma yang salah itu, tak ubahnya “sang ayam” yang akhirnya mati sebagai ayam, bukan sebagai elang yang perkasa.

Jadi, tepatlah petuah Buya Hamka, seperti tertera di awal tulisan ini,”Kecantikan abadi bukan terletak pada wajah rupawan atau pakaian menawan, melainkan pada keelokan budi dan ketinggian ilmu.” Dengan berbekal ketinggian ilmu, kita akan lebih mudah meninggalkan paradigma salah, dan memilih pikiran yang lebih sehat memasuki benak kita secara lebih leluasa. Setiap mendapat kesulitan, kita akan menyaring pikiran, memilih pikiran-pikiran positif dan mengabaikan—bahkan menolak dan membuang jauh-jauh—pikiran-pikiran negatif. Dengan berbekal keelokan budi, kita akan memahami apa yang seharusnya kita lakukan, termasuk kapan dan bagaimana melakukannya.

Hanya saja, ketinggian ilmu dan keelokan budi itu tidak serta-merta terbawa bersama kelahiran kita, melainkan harus diusahakan, dilatih, dan dibiasakan.

Begitulah aturan hidup yang mesti kita jalani.

***

KEKUATAN terbesar kita sebagai manusia adalah pikiran kita. Orang-orang yang berhasil mengubah dunia adalah orang-orang yang berhasil keluar dari penjara mentalnya, yang sukses menyaring pikirannya—dengan memilih hanya yang positif—dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Sekadar menyebut nama, Thomas Alva Edison, Wright bersaudara, Soichori Honda, Bill Gates, atau yang lainnya adalah orang-orang yang memilih jadi ”elang” seutuhnya walaupun mereka hidup di lingkungan ”ayam”. Mereka berusaha optimal untuk keluar dari zona nyaman atau wilayah aman yang biasa mereka jalani. Bahkan mereka ikhlas dituding ”gila”. Hasilnya, mereka berhasil mewujudkan apa yang mereka impikan dan memberi faedah sebesar-besarnya bagi sesama manusia.

Maka, sebaiknya kita camkan nasihat Stephen R. Covey, “Kalau Anda menginginkan perubahan kecil, garaplah perilaku Anda. Jika menginginkan perubahan besar, garaplah paradigma Anda.” Sejatinya, ”ayam” sudah mencoba melakukan perubahan kecil dalam hidupnya, yakni memilih keluar dari persembunyiannya. Tapi ia belum sukses melakukan perubahan besar, mencoba terbang seperti layaknya elang yang lain. Dalam hidup ini, perubahan kecil saja belumlah cukup. Kita harus berani melakukan perubahan besar, dan prasyarat utamanya adalah mengubah paradigma.

Banyak di antara kita memiliki gagasan hebat, ide cemerlang, atau mimpi brilian, tetapi tidak membawanya ke tataran nyata. Itulah mengapa kita butuh mengubah perilaku. Mimpi saja belum cukup, kita butuh upaya keras dan usaha cerdas yang lebih nyata. Ketika gagasan-ide-mimpi itu tidak kita rancang lebih optimal, berarti kita telah melakukan kesalahan mendasar dalam hidup ini, yakni mengabaikan aset besar yang kita miliki. Sungguh, Mahatma Gandhi sudah pernah mengingatkan kita, ”Seseorang tidak dapat melakukan hal yang besar di satu sisi kehidupan, sementara ia sibuk melakukan kesalahan di sisi lain.” Jadi, tunggu apa lagi?

Sebenarnya, setiap hari, kita disuguhi banyak pelajaran berharga. Sayangnya, tidak banyak yang bisa kita serap. Setiap hari kita mendapatkan inspirasi, entah dari mana saja asalnya. Sayangnya, kita tidak melakukan apa-apa. Inilah paradigma, inilah perilaku. Tak ada bedanya dengan ”sang ayam” yang punya harapan berbuat lebih dari sesama ayam, tetapi ia tidak melakukan apa-apa kecuali keluar dari sarangnya.  Alhasil, pelajaran dan inspirasi berharga itu berlalu begitu saja, seperti mimpi-mimpi dan harapan-harapan yang hanya terus mengendap dalam pikiran.

Anehnya, kita kerap mengeluhkan kebiasaan buruk dan menyesali diri manakala satu peluang telah kita biarkan lewat begitu saja, tanpa mengubah perilaku dan paradigma. Sungguh, malang nian nasib kita bila lebih memilih berkubang di zona nyaman dan tak kunjung meng-instal nyali agar bisa keluar dari penjara mental.

***

BETAPAPUN, kekuatan dan kelemahan kita, sejatinya, terletak di pikiran kita. Karena itu, hal mendasar yang seyogianya kita lakukan bila menginginkan perubahan adalah dengan menata, mengelola, dan mengatur pikiran itu. Apa pun yang terjadi, tak layak pikiran yang negatif berkuasa atau menguasai benak kita. Pilihan terbaik bagi kita adalah memutar pikiran positif berulang-ulang sampai terekam dengan baik dalam pikiran alam bawah sadar kita. Tak layak pula bagi kita untuk ”mati” terlebih dahulu baru menyadari betapa kita telah melakukan kesalahan besar sepanjang hidup, seperti yang dialami ”sang ayam” dalam petikan kisah di atas.

Pilihan terbaik bagi kita adalah memilih menjadi “elang sejati” daripada hidup sepanjang hayat sebagai “ayam”. Karena itu, mari kita mulai dengan menggarap perilaku dan paradigma. []

MENE ADALAH IBUKU


Sepi  hati ini tiada ku tau apa  yang harus ku lewati ....
Jalan setapak yang ku lalui kini tiada arah untuk ku, bagaimana hati berlabuh dan untuk siapa ?
 Meneee ..... ni la kangen dengan kelembutan hati mu ...
Maafkan segala apa yang nila perbuaaaaaaaaat,,,,
Nila sadar banyak kesalah ynag nila buat ....
Tanpa anakmu hiraukan perkataan bahkan nasehat yang  padahal itu hanya untuk diriku sendri
Tlah banyak dosa yang ku perbuat dan kulakukan ...........
Hatimu yang lembut selembut sutra mungkin tidak akan mampu ku ikuti dan ku jalankan tanpa ada rasa keikhlasan mungkin aku bukan anak yang bisa engkau banggakan, tapi aku akan berusaha untukmu
Dan  kelak akan menjadi seperti drimu....
Meneeee.......kapan aku bisa panggil engkau dengan sebutan ibu seperti orang lain selalu panggil orang yang melahirkannya dengan sebutan IBU.........
Berdosakah jika aku memanggilmu dengan sebutan yang beda dengan anak2 pada umumnya....????????????? tapi jika memang itu berdosa kenapa engkau tidak pernah menegur kami...........??????????????
Sosokmu yang begitu berkesan bagiku dan akan abadi dalam sanubariku walaupun aku tidak bisa memanggilmu dengan sebutan ibu seperti yang lainnya..............

Aku sayang engkau wahai ratu di hatiku.................
Engkau sosok yang tak tergantikan bagi kami .......
Hormat kami anak2 mu yang selalu merindukan dan menyayangimu............
Ya Allah....Hamba titipkan salam cinta dan rinduku untuk beliau bidadari dan ratu di kehidupan kuuu...............
Karya : Ernila Muhammad
Alamat : Desa Simpasai Kec. Lambu Bima NTB

SANG BAGINDA


Kubuat beberapa halaman ini bukan berarti kutak mampu tuk bercerita kepada sang pangeran dan sang putri, tapi kutulis karena kutahu bahwa hanya ini yang mampu menjadi sebuah catatan sejarah yang tak akan di bicarakan orang kelak, yang akan terdengar membosankan. Tapi inilah kami wahai sang baginda, orang-orang yang kerjanya hanya pengobral intlektual yang tak kenal bayaran, yang orang-orang mengatakan tak tahu diri, orang-orang yang kolot, bodoh, dan tak mau untung. Tapi kami cukup kenyang dan puas akan apa yang kami lakukan menjadi penjelajah pengetahuan. Kami senana melangkah dari satu tempat ke tempat yang lain hanya tuk mengobral retorika, sedikit malu, dan sedikit tak tahu diri. Ohhh…. Baginda kamipun senang dengan ketidak tahuan diri kami. “kalian memang keras kepala”, “kata sang baginda kepada kami”,. Kamipun tersenyum dan mengatakan itulah kami baginda yang kerasnya batu tak mampu menyaimgi keras kepala kami tuk selalu bergerak. “lantas apa yang kalian dapatkan dari pelatihan yang tak memberikan sedikit keuntungan dan uang kepada kalian”, kata baginda lagi kepada kami, “iyya baginda kami tak dapat untung sama sekali tapi kami masih menyimpan mau yang tak pernah pupus”, lantas apa yang kalian dapat sampai saat ini, negeri Bin-Atang ini tidak berubah juga”, baginda mengatakan dengan sedikit suara keras”. Kami pun tersenyum sendu dan mengatakan..”wahai baginda kami hanya ingin mengajak sang embun kami untuk tidak seperti baginda”. Baginda kemudian bingung dan hari-harinya dipenuhi pertanyaan tentang kediriaannya.

CINTA KU


CINTA
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus.

Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.

CINTA
Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.

CINTA
Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.

CINTA
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.

CINTA
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang

ATAS NAMA CINTA
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.

CINTA YANG BERLALU
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.

CINTA LELAKI
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.

TAKDIR CINTA
Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.
Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.

CINTA PERTAMA
Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencoba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik, kepahitan yang penuh misteri.

LAFAZ CINTA
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
 LAFAZ CINTA
Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, kerana kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.

KALIMAH CINTA
Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya

CINTA DAN AIRMATA
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa.

WANITA
Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah suatu kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita fahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan.
KATA BIJAK
Akan kamu temukan Orang yang tepat di waktu Yang tepat.
KATA BIJAK
Tiada hari tanpa perbahan, tiada hari tanpa penyempurnaan. Kerjakan yang  orang lain belum lakukan dan lakukan yang lebih baik dari yang orang kerjakan.
KATA BIJAK
Tidak ada seorang pun yang dipaksa melakukan sesuatu melebihi kemampuannya.

Hal Kecil Yang Mengingatkanku Padamu


Sayang,,,,,,,
Aku datang dengan sebuah bunga kering di dalam bukuku. Ini adalah bunga mawar yang pernah kau berikan padaku. Aku hampir melupakanmu, tetapi seperti biasa, hal kecil yang mengingatkanku padamu merasuk dalam hidupku.
Apakah aku akan bisa melupakanmu selamanya? “Tidak akan pernah!” jiwaku menangis. Kamu sudah menjadi bagian diriku. Tidak perduli betapa keras aku coba tuk melupakanmu, kamu selalu hadir bagaikan sihir yang menghantui mimpiku.
Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi. Aku tidak tahu kenapa kamu pergi. Aku pikir aku mengenalmu. Nyatakah cinta yang pernah kita bagi, ataukah itu semua cuma khayalanku saja? Mengapa kata-kataku tidak sampai kepadamu?
Saya pikir, kadang, sayalah yang membuatmu. Kamu hanyalah bagian dari khayalanku, tetapi kemudian saya temukan bagian dari dirimu yang membuktikan kita pernah hidup bersama. Bagaimanapun Aku telah kehilanganmu…
Kau bawa juwaku ketika kau pergi. Aku masih mencoba mencari diantara debu dan kenanganmu…
Sayangku,
Tahukah kamu ada saat dimana aku takut akan petir? Ataukah sadarkah kamu jika aku menggigil ketika angin dingin berhembus? Lalu gelapnya malam akan membuatku takut - semua itu karena aku tak tahu perasaanmu padaku.
Sekarang aku habiskan hariku dengan hangatnya cintamu. Malamku bukan lagi malam yang menakutkan, tetapi malam yang penuh kenikmatan di balik pelukanmu. Senyummu menghilangkan semua rasa takutku dan hatiku merasa aman dibalik jiwamu.
Iba rasanya bagi yang tidak tahu rasanya merindu. Begitu sedihnya jika tidak tahu rasanya berbagi cinta. Aku tahu cinta sejati adalah anugerah yang jarang bisa didapatkan. Aku berada di antara orang yang beruntung karena kamu memberikanku anugerah yang tak ternilai. Tidak ada orang lain yang lebih berarti bagiku selain kamu.
Aku cinta kamu, anugerahku
Sayang…,
Aku tahu wajahmu dari hati. Bayanganmu terpatri di pikiranku. Kamu adalah bagian terdalam dari jiwaku.
Aku tidak berfikir bahwa aku tipe yang mudah jatuh cinta. Selama ini belum pernah ada yang menghentak hatiku. Aku merasa saat ini aku tidak bisa sehari saja tanpamu. Bagaimana kamu bisa membuatku seperti ini? Bagaimana bisa kamu menjadi bagian hatiku begitu cepat?
Yang aku butuhkan hanyalah kamu. Kamu adalah detak jantungku, nadi yang membuatku tetap hidup. Kamu menjadi penyelamatku bahkan sebelum aku sadar aku perlu pertolongan. Kamu segalanya bagiku, terlalu banyak bila disebutkan dalam satu surat. Biarkan ini menjadi awal dari surat cinta seumur hidup.
Ku harap aku bisa menjadi segalanya buatmu, sekarang dan selamanya.
Selamanya cinta,